Senin, 01 Desember 2008

Trekking Kotagede-Pundong

Assalamualaikum. Wr. Wb. Tanggal 31 Agustus 2008 IRPS Yk sepakat melakukan kegiatan menjelang bulan puasa. Kegiatan ini adalah menelusuri jalur mati Ngabean-Pundong yang telah dicabut Jepang pada perang dunia II.

Jalur ini merupakan jalur cabang dari jalur Yogya-Bantul-Sewugalur yang dimulai dari Stasiun Ngabean dengan lebar 1435 mm. Jalur ini dibangun dalam dua tahap yaitu Ngabean-Pasar Gedeh (Kotagede) pada 15 Desember 1917 dengan panjang 6 kilometer. Kemudian pada 15 Januari 1919 dilanjutkan pada ruas Pasar Gedeh-Pundong dengan panjang 21 kilometer (Sumber: Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1, Penerbit Angkasa, Bandung). Jalur ini selain untuk melayani angkutan manusia juga melayani angkutan untuk pabrik gula. Oleh karena itu jalur ini melewati beberapa pabrik gula tua yaitu Kedaton Pleret, Bambanglipuro (Ganjuran), dan Pundong.

Kami berkumpul di Lempuyangan dengan peserta Saya, Mas Bagas, Ny Bagas, Habib, dan Ican. Tracking dimulai pulul 15.30 sore dikarenakan terjadi kesalahan informasi. Kami mengawali tracking dari Kotagede. Untuk lebih mudah dibaca kami akan menjelaskan dalam beberapa tahap yaitu:

1. Kotagede-Ringroad

Jalur dari Kotagede sampai Ringroad timur sudah berubah menjadi jalan kampong. Disini tidak ditemukan bekas-bekas jalur KA. Tetapi kami bias mengenali kalau jalur ini adalah jalur KA dengan melihat tikungannya yang khas. Di akhir tahap ini kemudian terlihat bahwa jalur ini menyeberang Ringroad. Kami kehilangan jejak ketika menelusuri di seberang Ringroad dikarenakan telah berubah menjadi rumah penduduk dan tak tampak lagi jalurnya.

2. Ringroad-Pleret

Jalur dari seberang Ringroad sampai Kota Pleret tak jelas bekas-bekasnya sehingga kami kehilangan jejak.

3. Pleret-Pundong

Lepas Pleret kami mulai mengenali sebuah tikungan jalan raya yang khas sehingga kami dapat mengenali kalau jalur KA sejajar dengan jalur mobil. Jalur ini sejajar jalan raya yang melewati sentra onderdil sepeda motor di Jejeran. Ketika jalur ini akan melewati Jalan Imogiri Barat jalur ini membelok ke selatan membentuk tikungan yang terpisah dari Jalan Raya Jejeran. Jalur ini kemudian menuju selatan dan sejajar dengan Jalan Imogiri Barat.

Setelah sebuah perempatan yang ada lampu merahnya jalur ini menjauhi jalan raya mengarah ke barat dengan membentuk tikungan. Pada tikungan ini kami menemukan jembatan beton. Setelah itu jalur ini mengarah ke barat. Jalur ini menjadi jalan kampung sampai kemudian kami menemukan jalan menurun yang buntu ke arah sungai yang ujungnya ada sebuah bangunan beton. Ternyata ini adalah pondasi sebuah jembatan yang besinya sudah hilang. Kalau melihat struktur pondasi, jembatan ini setipe dengan jembatan kewek..

Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan melewati jembatan mobil di sebelah selatan jembatan KA. Kami terus menyusuri jalur ini tetapi kami kesulitan pada jalur yang terletak jauh di tengah sawah sehingga kami sempat kebingungan juga. Jalur ini kemudian terlihat mendekati Jalan Parangtritis yang kami perkirakan mendekati pabrik gula Bambanglipuro (Ganjuran).

Sampai di Pundong kami kaget ketika mendapati ex pabrik gula Pundong yang pada tahun 2007 masih terlihat beberapa pondasinya, sekarang sudah dihancurkan untuk dibuat suatu bangunan entah apa. Kami tidak berani memotret dikarenakan banyak pnjaga di proyek ini. Kami memperkirakan stasiun Pundong tidak jauh dari pabrik gula. Kemudian kami terus menyusuri jalur ini yang kemudian berbelok menjauhi jalan raya ke arah barat. Kami memperkirakan di sinilah depo kereta api dengan melihat sumur tua di tengah sawah yang berukuran besar dengan empat tiang mungkin bekas tower. Kami juga mendapat info kalau di halaman warga ada turn tabel tapi kami meragukannya dikarenakan hanya terbuat dari susunan batu tanpa disemen.

Inilah akhir dari perjalanan kami, kami masih penasaran dengan ruas Ringroad-Pleret dimana kami kehilangan jejak sehingga apabila ada waktu ingin juga ditelusuri lagi. Begitu juga dengan jalur Palbapang-Sewugalur (Galur) yang sudah tak berbekas, ingin juga kami telusuri pada waktu lain. Apabila ada informasi tambahan tentang jalur-jalur ini maupun komentar dari tulisan dan foto kami, kami sangat berterima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb

Ersta Kurniawan, IRPS Yk

Tidak ada komentar: